BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Visi Kementerian Kesehatan adalah
“Masyarakat Sehat yang mandiri dan
berkeadilan. Sedangkan misinya adalah meningkatkan
derajat kesehatan masyarakat melalui pemberdayaan masyarakat,
termasuk swasta dan masyarakat madani, melindungi kesehatan masyarakat
dengan menjamin tersedianya upaya kesehatan yang paripurna, merata,
bermutu, dan berkeadilan, menjamin ketersediaan dan pemerataan sumber daya kesehatan,
dan menciptakan tata kelola kepemerintahan yang baik (Depkes RI, 2010)
Dalam globalisasi
ekonomi, dihadapkan pada persaingan global yang semakin ketat, yeng menuntut
menyiapkan manusia indonesia yang berkualitas tinggi sebagai generasi penerus
bangsa secara terencana, terpadu dan berkesinambungan. Upaya tersebut harus
dilaksanakan sejak dini secara konsisten, jakni sejak dalam kandungan, masa
bayi dan balita, masa remaja hingga dewasa, bahkan sampai usia lanjut.
Kesehatan merupakan investasi utama untuk mendukung pembangunan (Purwandari,
2010).
Millenium
Developmen Goals (MDGs), Indonesia menargetkan pada tahun 2015 AKB menurun
menjadi 17 bayi per 1000 kelahiran. Sedangkan AKBA (Angka Kematian Balita)
ditargetkan menjadi 23 per 1000 balita. "Untuk menghadapi tantangan dan
target MDGs tersebut maka perlu adanya program kesehatan anak yang mampu
menurunkan angka kesakitan dan kematian pada anak. Namun kualitas Posyandu
belum maksimal, hasil analisis profil Upaya kesehatan bersumber daya Masyarakat (UKBM) menunjukkan peningkatan tingkat perkembangan
posyandu (Posyandu, 2010)
Dengan
berkembangnya Pembanganan Kesehatan Masyarakat Desa (PKMD) dan implemdasinya
menggunakan pendekatan edukatif, muncul sebagai kegiatan swadaya masyarakat,
antara lain Pos Penimbangan balita, Pos imunisasi, Pos KB Desa, Pos Kesehatan
dan dana desa serta Posyandu (Purwandari, 2010).
Kegiatan Posyandu terdiri dari
kegiatan utama dan pengembangan. Kegiatan utama mencakup, kesehatan ibu dan
anak, keluarga berencana, imunisasi, gizi, pencegahan dan penanggulangan diare.
Sedangkan kegiatan pengembangan, menambah kegiatan baru disamping lima kegiatan
utama yang telah ditetapkan. Seperti Posyandu Terintergrasi, misalnya Bina
Keluarga Balita (BKB), tanaman obat keluarga, bina keluarga lansia, pos
Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) dan berbagai program pembanguan masyarakat
lainnya (Zulkifli, 2005)
Posyandu Peduli TAT merupakan wadah
pemberdayaan masyarakat dalam meningkatkan tumbuh kembang anak balita yang
berada di garda depan untuk membantu dan memastikan tumbuh kembang anak
Indonesia (Khomsan, 2012)
Gerakan Posyandu Peduli
Tumbuh-Aktif-Tanggap adalah program kerjasama PKK Pusat dan Nestlé DANCOW
Batita dalam upaya memberikan pelatihan untuk meningkatkan kualitas pelayanan
Posyandu melalui sosialisasi 3 (tiga) tanda TAT (Tumbuh-Aktif-Tanggap) sebagai
panduan mudah bagi para kader dan orang tua dalam memantau pertumbuhan dan
perkembangan optimal anak (Khomsan, 2012)
Gerakan Posyandu Tumbuh-Aktif-Tanggap
mendukung program Pemerintah yakni merevitalisasi dan meningkatkan kualitas
Posyandu se-Indonesia. Kami berharap gerakan ini mampu meningkatkan peran para
kader Posyandu sebagai garda depan kesehatan dan semakin banyak masyarakat
Indonesia datang ke Posyandu untuk memantau tumbuh aktif tanggap batitanya (Khomsan, 2012)
Gerakan Posyandu Tumbuh-Aktif-Tanggap
pada tahun 2012 telah menjangkau lebih dari 15.000 kader di lebih dari 2.000 Posyandu di 56
kabupaten/kota di 14 provinsi (Depkes RI, 2012)
Sedangkan data dari Propinsi Aceh Gerakan
Posyandu Tumbuh-Aktif-Tanggap baru
dimulai tahun 2013, ditandai dengan mulai dilatihnya kader Gerakan
Posyandu Tumbuh-Aktif-Tanggap pada
bulan Maret 2013 yang terdiri dari 85 orang kader berasal dari Kota madya Banda
Aceh, Kabupatem Aceh Besar dan Kabupaten Pidie (Dinkes Aceh, 2013)
0 komentar:
Post a Comment