Saturday 8 June 2013

Gambaran Pengetahuan Ibu Tentang Gerakan Posyandu Peduli



BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Visi Kementerian Kesehatan adalah “Masyarakat Sehat yang mandiri dan berkeadilan. Sedangkan misinya adalah meningkatkan derajat kesehatan masyarakat melalui pemberdayaan masyarakat, termasuk swasta dan masyarakat madani, melindungi kesehatan masyarakat dengan menjamin tersedianya upaya kesehatan yang paripurna, merata, bermutu, dan berkeadilan, menjamin ketersediaan dan pemerataan sumber daya kesehatan, dan menciptakan tata kelola kepemerintahan yang baik (Depkes RI, 2010)
Dalam globalisasi ekonomi, dihadapkan pada persaingan global yang semakin ketat, yeng menuntut menyiapkan manusia indonesia yang berkualitas tinggi sebagai generasi penerus bangsa secara terencana, terpadu dan berkesinambungan. Upaya tersebut harus dilaksanakan sejak dini secara konsisten, jakni sejak dalam kandungan, masa bayi dan balita, masa remaja hingga dewasa, bahkan sampai usia lanjut. Kesehatan merupakan investasi utama untuk mendukung pembangunan (Purwandari, 2010).
Millenium Developmen Goals (MDGs), Indonesia menargetkan pada tahun 2015 AKB menurun menjadi 17 bayi per 1000 kelahiran. Sedangkan AKBA (Angka Kematian Balita) ditargetkan menjadi 23 per 1000 balita. "Untuk menghadapi tantangan dan target MDGs tersebut maka perlu adanya program kesehatan anak yang mampu menurunkan angka kesakitan dan kematian pada anak. Namun kualitas Posyandu belum maksimal, hasil analisis profil Upaya kesehatan bersumber daya Masyarakat (UKBM) menunjukkan peningkatan tingkat perkembangan posyandu (Posyandu, 2010)
Dengan berkembangnya Pembanganan Kesehatan Masyarakat Desa (PKMD) dan implemdasinya menggunakan pendekatan edukatif, muncul sebagai kegiatan swadaya masyarakat, antara lain Pos Penimbangan balita, Pos imunisasi, Pos KB Desa, Pos Kesehatan dan dana desa serta Posyandu (Purwandari, 2010).
Kegiatan Posyandu terdiri dari kegiatan utama dan pengembangan. Kegiatan utama mencakup, kesehatan ibu dan anak, keluarga berencana, imunisasi, gizi, pencegahan dan penanggulangan diare. Sedangkan kegiatan pengembangan, menambah kegiatan baru disamping lima kegiatan utama yang telah ditetapkan. Seperti Posyandu Terintergrasi, misalnya Bina Keluarga Balita (BKB), tanaman obat keluarga, bina keluarga lansia, pos Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) dan berbagai program pembanguan masyarakat lainnya (Zulkifli, 2005)
Posyandu Peduli TAT merupakan wadah pemberdayaan masyarakat dalam meningkatkan tumbuh kembang anak balita yang berada di garda depan untuk membantu dan memastikan tumbuh kembang anak Indonesia (Khomsan, 2012)
Gerakan Posyandu Peduli Tumbuh-Aktif-Tanggap adalah program kerjasama PKK Pusat dan Nestlé DANCOW Batita dalam upaya memberikan pelatihan untuk meningkatkan kualitas pelayanan Posyandu melalui sosialisasi 3 (tiga) tanda TAT (Tumbuh-Aktif-Tanggap) sebagai panduan mudah bagi para kader dan orang tua dalam memantau pertumbuhan dan perkembangan optimal anak (Khomsan, 2012)
Gerakan Posyandu Tumbuh-Aktif-Tanggap mendukung program Pemerintah yakni merevitalisasi dan meningkatkan kualitas Posyandu se-Indonesia. Kami berharap gerakan ini mampu meningkatkan peran para kader Posyandu sebagai garda depan kesehatan dan semakin banyak masyarakat Indonesia datang ke Posyandu untuk memantau tumbuh aktif tanggap batitanya (Khomsan, 2012)
Gerakan Posyandu Tumbuh-Aktif-Tanggap pada tahun 2012 telah menjangkau lebih dari 15.000 kader di lebih dari 2.000 Posyandu di 56 kabupaten/kota di 14 provinsi (Depkes RI, 2012)
Sedangkan data dari Propinsi Aceh Gerakan Posyandu Tumbuh-Aktif-Tanggap baru dimulai tahun 2013, ditandai dengan mulai dilatihnya kader Gerakan Posyandu Tumbuh-Aktif-Tanggap pada bulan Maret 2013 yang terdiri dari 85 orang kader berasal dari Kota madya Banda Aceh, Kabupatem Aceh Besar dan Kabupaten Pidie (Dinkes Aceh, 2013)

0 komentar:

Post a Comment

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | SharePoint Demo