Tuesday, 11 June 2013

Keberhasilan Laktasi Pada Ibu Menyusui



Menyusui adalah memberikan asi susu untuk diminum oleh bayi dari buah dada (purwadaeminta 1990). Sedangkan menurut WHO/UNICEF (1979), menyusui merupakan bagian terpadu dari proses prosedur reproduksi yaitu memberikan makanan secara ideal dan alamiah serta merupakan dasar biologik dan psikologik yang dibutuhkan pertumbuhan bayi (suradi 1995).
Penguaran ASI banyak dipengaruhi dari isapan bayi dari putting areola, yang melalui saraf afferent merangsang hipofise anterior untuk memperduksi prolaktin yang selanjutnya ini merangsang sekresi ASI, jumlah proklaktin tergantung pada frekuensi dan itensisitas iasapan bayi, pembendungan ASI dalam alveolus menyebabkan penekan pada pembuluh darah yang megakibatkan penurunan prolaktin pada darah, sehingga sekresi ASI juga akan berkurang (prolaction reflex). Selain itu pengeluaran ASI juga terjadi karena adanya rangsangan mekanisme ujung saraf pada putting dan areola oleh isapan bayi. Rangsangan ini diteruskan ke hypothalamus yang menyebabkan hypophise posterior mengeluarkan oksitoksin merangsang sel mypithel yang menyebabkan ASI dalam alveolus diperas melalui salurannya ke muara diputing susu ibu. Ibu yang berada dalam suasana yang menyenangkan cenderung dapat menyusui bayi dengan baik(nelson 1994). 


Berdasarkan literatur, maamfaat ASI dapat dari aspek-aspek sebagai berukut:
2.1.1 Aspek gizi
a.   kolostrum
kolostrum adalah lenket kekuningan yang mengisi sel-sel alveolar selama trimester terakhir kehamilan. Jumlah bervariasi berkisar antara 10-100 ml/hari, dengan rata-rata sekitar 30 ml dan akan mengikat sekresinya secara bertahap dan mencapai komposisi matang pada 30-40 jam setelah lahir.
b.      Mengandung zat kekebalan terutama Ig A yang melindunggi bayi dari berbagai penyakit infeksi terutama diare.
c.       Mengandung protein, Vitamin A yang tinggi dan karbohidrat serta lemak rendah sehinga sesuai dengan kebutuhan gizi bayi pada hari-hari pertama kelahiran.
d.      Membantu mengeluarkan mekonium yaitu kotoran bayi yang pertama hitam kehijauan.
e.       ASI mudah di cerna, mengandung zat gizi yang sesuai dan enzim-enzim untuk mencernakan zat-zat gizi yang berkualitas tinggi berguna untuk pertumbuhan dan perkembangan kecerdasan bayi/anak.
f.        ASI memiliki perbandingan rasio antara Whey dan casein yang sesuai untuk bayi yaitu 65 : 35 dibandingkan dengan susu sapi yang perbandingannya 20 : 80, susu sapi lebih banyak mengandung casein yang tidak  mudah diserap dari pada susu sapid an menghasilkan endapan yang terbentuk di lambung lebih halus yang dapat mengurangi waktu pengosongan (DepKes RI. 2001 dan Akre 1994 ).
2.1.2 Aspek  imunologi

Tabel. 2.1
Unsur Kekebalan dalam ASI dan Fungsinya dalam tubuh bayi
UNSUR KEKERASAN
FUNGSI
Faktor bifidus
Menstimulasi pertumbuhan bakteri bifidus yang antagonis terhadap kelangsungan hidup bakteri pathogen saluran pencernaan. 
Sekret immunogiobulin
Bekerja melawan invasi bakteri mukosa dan atau kolonisasinya di usus, mampu menetralkan racun yang dihasilkan bakteri dan virus.
Faktor anti-staphy
loccoccus
Menghambat infeksi sistemik oleh bakteri straphylococcus
Laktoferin
Mengikat zat gizi besi (Fe) dan menghambat proses multifikasi bakteri patogen dalam saluran pencernaan.
Laktoperoksida
Membunuh bakteri streptococcus dan bakteri patogen saluran untuk dihancurkan.
Complement
 (C-4 dan C-3)
Memudahkan proses fagositas pada sel“ menelan” benda asing untuk dihancurkan.
Interferon
Menghambat perbanyakan (replikasi) virus intraseluler.
Lysozyme
Membunuh bakteri dengan cara merusak dinding sel bakteri tersebut.
Protein pengikat
 B-12
Mengubah dan mengikat vitamin B-12 tidak bisa digunakan untuk pertumbuhan bakteri pathogen.
Lipase dan garam empedu.
Membantu produksi senyawa-senyawa lemak anti parasit
Sumber: WWW. Situasi  Keluarga. Com
2.1.3        Aspek Psikologis menyusui
  1. Rasa percaya diri ibu untuk menyusui
Rasa percaya diri bahwa ibu ibu mampu menyusui ataupun memproduksi ASI yang mencakup besar pengaruhnya bagi keberhasilan menyusui. Menyusui dipengaruhi oleh emosi ibu. Kemauan yang besar dan kasih saying terhadap bayi akan meningkatkan hormone terutama oksistosis yang pad akhirnya akan meningkatkan produksi ASI.
  1. Hubungan interaksi ibu bay
Proses menyusui merupakan proses interaksi antara ibu dan bayi. Pertumbuhan dan perkembangan psikologik bayi tergantung pada kesatuan ikatan ibu-bayi tersebut.hubungan ini paling mudah terjadi selama 3o menit pertama dan mulai terjalin beberapa menit sesudah bayi dilahirkan. Karenanya penting sekali bayi mulai disusui sedini mungkin,yaitu dalam waktu 30 menit setelah bayi dilahirkan (Akre 1994).
2.1.4        Aspek kecerdasan
Interaksi ibu-bayi dan kandungan nilai gizi asli yang dibutuhkan untuk perkembangan system saraf otak dapat meningkatkan kecerdasan bayi.Taurin adalah protein istimewa yang  hanya terdapat di ASI,merupakan protein otak yang diperlukan untuk pertumbuhan otak, susunan saraf,juga penting untuk pertumbuhan retina. Susu sapi tidak mengandung taurine sama sekali (Roesli 2000).
2.1.5        Aspek neurology
Belum sempurnanya koordinasi saraf menelen,mengisap dan bernapas, dapat terjadi pada bayi baru lahir.Dengan mengisap dan bernapas, dapat terjadi pada bayi baru lahir.Dengan mengisap payudara ketidak sempurnaan  koordinasi saraf tersebut dapat lebih baik.
2.1.6        Aspek ekonom
Dengan menyusui secara eklusif, ibu tidak memerlukan biaya untuk makanan bayi  sampai usia bayi berumur 4 bulan pengeluaran rumah tangga untuk membeli susu formula dan peralatan serta biaya dapat diperkecil.
2.1.7        Aspek penundaan kehamilan 
Dengan ASI ekslusif dapat menunda haid dan kehamilan, sehingga dapat digunakan sebagai alat konstrasepsi alamiah sementara yang dikenal dengan Metode Amenorea Laktasi (MAL)> MAL memenuhi 3 (tiga) criteria yaitu: tidak haid, menyusui secara ekslusif dan umur bayi kurang dari 6 bulan.

0 komentar:

Post a Comment

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | SharePoint Demo