2.1
Defenisi
Imunodefisiensi
dapat terjadi akibat gangguan fungsi sebagian atau semua sel darah putih salah
satunya limfosit yang mengandung sel B dan sel T, dimana sel-sel imun ini
dilindungi oleh s
Defisiensi
imun dapat bersifat congenital ( terdapat sejak lahir) dimana dapat mengenai
satu jenis sel T ( sindrom digeorge) atau mengenai sel B (agammaglobulinemia
bruton).Sedangkan yang bersifat di dapat (Setelah infeksi, penyakit, atau
stress berkepanjangan) dimana dapat menyangkut
perubahan fungsi sel T dan sel B, atau keduanya ( antara lain
alergi,LES,AIDS).
Pada
penulisan makalah ini salahsatu penyakit imunodefisiensi yang dibahas yaitu
AIDS.
2.2
Patofisiologi
2.3
Etiologi
AIDS
(acquired immunodeficiency syndrome) merupakan penyakit virus yang
menyebabkan kolapsnya system imun. AIDS
disebabkan oleh infeksi virus imunodefisiensi manusia/HIV.
2.4
Perangkat Diagnostik
·
Segera setelah infeksi,
jumlah sel T4 dapat menurun,tetapi hal ini segera pulih ke normal karena respon
imun awal dapat menahan infeksi.
·
Antibodi terhadap HIV
biasanya muncul antara 4 dan 6 minggu setelah infeksi, tetapi pada beberapa
kasus memerllukan waktu lebih dari satu tahun.
·
Hitung sel T4 menurun
secara progresif selama periode laten infeksi. Sewaktu kadar
mencapai kurang dari 300 sel T4 per ml darah, timbul infeksi-infeksi
oportunistik.
·
Hitung sel T4 terus
berkurang pada pasien AIDS . Perkembangan penyakit dan keberhasilan berbagai
pengobatan dapat diikuti dengan mengukur sel T4 pasien secara berkala.
2.5
Penatalaksanaan
Belum
ada penyembuhan bagi AIDS, sehingga pencegahan infeksi HIV perlu
dilakukan.Pencegahan berarti tidak berkontak dengan cairan tubuh yang tercemar
HIV. Karena mustahil diketahui sebelumnya apakah suatu cairan tubuh tercemar
oleh HIV, maka seseorang harus menganggapnya tercemar sampai terbukti
seballiknya.
Untuk
mencedgah terpajan HIV seseorang harus:
· Melekukan
abstinensi seks atau hubungan kelamin monogami bersama dengan pasangan yang
tidak terinfeksi.
· Diperiksa
untuk mengetahui ada tidaknya virus paling sedikit 6 bulan setelah hubungan
kelamin terakhir yang tidak terlindung,
· Menggunakan
kondom lateks apabila terjadi hubungan kelamin dengan orang yang ststus HIVnya tidak diketahui
· Tidak
melakukan tukar menukar jaeum dengan
siapapun untuk alas an apapun.
· Mencegah
infeksi ke janin atau bayi baru lahir.
2.4
Manifestasi klinis
Menyebar
luas dan pada dasarnya dapat mengenai setiap system organ, dan paling sering
ditemukan pada:
·
Respiratorius
Dengan
gejala napas pendek, sesak napas, batuk, nyeri dada dan kadang demam.
·
Gastrointestinal
Dengan
gejala hilangnya selera makan, mual,vomitus, kandidiasis oral dan esofagus dan
diare.
·
Neorologi
Dengan
gejala gangguan daya ingat,sakit kepala, kesulitan berkonsentrasi,apatis dan
ataksia dan untuk stadium lanjut bisa menimbulkan psikosis,halusinasi,serta
kejang
·
Integumen
Dengan gejala ruam dan bersisik pada kulit kepala dan
wajah. Dan
kadang
juga muncul kulit mongering dan mengelupas seperti psoriasis.
0 komentar:
Post a Comment