Friday, 12 July 2013

AIDS (acquired immunodeficiency syndrome)



2.1 Defenisi
Imunodefisiensi dapat terjadi akibat gangguan fungsi sebagian atau semua sel darah putih salah satunya limfosit yang mengandung sel B dan sel T, dimana sel-sel imun ini dilindungi oleh s
Defisiensi imun dapat bersifat congenital ( terdapat sejak lahir) dimana dapat mengenai satu jenis sel T ( sindrom digeorge) atau mengenai sel B (agammaglobulinemia bruton).Sedangkan yang bersifat di dapat (Setelah infeksi, penyakit, atau stress berkepanjangan) dimana dapat menyangkut  perubahan fungsi sel T dan sel B, atau keduanya ( antara lain alergi,LES,AIDS).
Pada penulisan makalah ini salahsatu penyakit imunodefisiensi yang dibahas yaitu AIDS.
2.2 Patofisiologi
              





2.3 Etiologi
AIDS (acquired immunodeficiency syndrome) merupakan penyakit virus yang menyebabkan  kolapsnya system imun. AIDS disebabkan oleh infeksi virus imunodefisiensi manusia/HIV.
2.4 Perangkat  Diagnostik
·       Segera setelah infeksi, jumlah sel T4 dapat menurun,tetapi hal ini segera pulih ke normal karena respon imun awal dapat menahan infeksi.
·       Antibodi terhadap HIV biasanya muncul antara 4 dan 6 minggu setelah infeksi, tetapi pada beberapa kasus memerllukan waktu lebih dari satu tahun.
·       Hitung sel T4 menurun secara  progresif  selama periode laten infeksi. Sewaktu kadar mencapai kurang dari 300 sel T4 per ml darah, timbul infeksi-infeksi oportunistik.
·       Hitung sel T4 terus berkurang pada pasien AIDS . Perkembangan penyakit dan keberhasilan berbagai pengobatan dapat diikuti dengan mengukur sel T4 pasien secara berkala.

2.5 Penatalaksanaan
Belum ada penyembuhan bagi AIDS, sehingga pencegahan infeksi HIV perlu dilakukan.Pencegahan berarti tidak berkontak dengan cairan tubuh yang tercemar HIV. Karena mustahil diketahui sebelumnya apakah suatu cairan tubuh tercemar oleh HIV, maka seseorang harus menganggapnya tercemar sampai terbukti seballiknya.
Untuk mencedgah terpajan HIV seseorang harus:
·       Melekukan abstinensi seks atau hubungan kelamin monogami bersama dengan pasangan yang tidak terinfeksi.
·       Diperiksa untuk mengetahui ada tidaknya virus paling sedikit 6 bulan setelah hubungan kelamin terakhir yang tidak terlindung,
·       Menggunakan kondom lateks apabila terjadi hubungan kelamin dengan orang  yang ststus HIVnya tidak diketahui
·       Tidak melakukan tukar menukar jaeum  dengan siapapun untuk alas an apapun.
·       Mencegah infeksi ke janin atau bayi baru lahir.



2.4 Manifestasi klinis
Menyebar luas dan pada dasarnya dapat mengenai setiap system organ, dan paling sering ditemukan pada:
·       Respiratorius
Dengan gejala napas pendek, sesak napas, batuk, nyeri dada dan kadang demam.
·       Gastrointestinal
Dengan gejala hilangnya selera makan, mual,vomitus, kandidiasis oral dan esofagus dan diare.
·       Neorologi
Dengan gejala gangguan daya ingat,sakit kepala, kesulitan berkonsentrasi,apatis dan ataksia dan untuk stadium lanjut bisa menimbulkan psikosis,halusinasi,serta kejang
·       Integumen
Dengan gejala ruam dan bersisik pada kulit kepala dan wajah. Dan                                                                                                     kadang juga muncul kulit mongering dan mengelupas seperti psoriasis.

0 komentar:

Post a Comment

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | SharePoint Demo