1. Pengertian
Suatu
kondisi insufisiensi korteks adrenal yang disebabkan oleh suatu proses
patologis korteks adrenal.
2. Anatomi
Fisiologi Kelenjar Adrenal
Kelenjar
adrenal terletak di ujung bagian superior setiap ginjal.
Kelenjar
adrenal terdiri dari dua kelenjar:
- Korteks adrenal (bagian luar)
- Medula adrenal (bagian dalam)
Hormon-hormon
yang dihasilkan korteks adrenal dan fungsinya:
1)
Gluko
kortikoid (kortisal)
a.
Mempertahankan
kadar glukosa darah yang meningkatkan glukoneogenesis dan mengurangi kecepatan
pemakaian glukosa oleh sel yang merupakan fungsi utama.
b.
Anti
inflamasi
c.
Meningkatkan
retensi natrium dan air
d.
Mempertahankan
stabilitas emosi.
Hipoglikemia,
hipoksia, nyeri, trauma dan cemas bisa mengakibatkan peningkatan kortisal.
2)
Mineralokortikoid
(aldosteron)
a.
Mempertahankan
status natrium dan volume cairan
b.
Meningkatkan
reabsorbsi natrium lewat tubula ginjal
c.
Meningkatkan
sekresi kalium dan hydrogen melalui tubula ginjal
3)
Adrenal
androgen
a.
Mengatur
karakteristik seks sekunder wanita dan pria
Medula
adrenal menyekresi katekolamin (epineprin dan norepineprin) katekolamin mempunyai efek yang tidak sama
pada tubuh karena reseptor yang berbeda pada organ tubuh. Reseptor alfa I
bersifat merangsang organ target sedangkan alfa 2 mencegah keluarnya katekolamin.
Norepineprin menstimulasi reseptor alfa. Epineprin menstimulasi reseptor alfa
dan beta.
Reseptor
beta I terletak di jantung, reseptor beta 2 di bagian tubuh yang lain.
Untuk
mempertahankan meostatis katekolamin dikeluarkan, tetapi dalam jumlah sedikit. Dalam
keadaan stress berat baik secara fisiologis maupun psikologis jumlah
katekolamin meningkat.
3. Patofisiologi
4. Etiologi
·
Penyakit
primer atau insufisiensi korteks adrenal
·
Kekurangan
sekresi ACTH oleh hipofise
·
Atropi
autoimun atau idiopatik pada
kelenjar adrenal
·
Infeksi
pada kedua kelenjar adrenal
(TB)
5. Manifestasi
Klinis
Penyakit
Addison ditandai oleh kelemahan otot-otot, anoreksia, gejala GI, keluhan mudah lelah, emosi, pigmentasi
pada kulit, buku-buku jari, lutut siku serta membrane mukosa, hipotensi, kadar
glukosa darah dan natrium serum rendah, kadar kalium tinggi.
Pada
kasus yang berat gangguan metabolisme natrium dan kalium ditandai pengurangan
natrium dan air, serta dehidrasi kronis dan berat dapat berlanjut dengan hipotensi
acut sebagai akibat hipokortikoisme.
Pasien
mengalami krisis addisonian yang ditandai: sianosis, panas dan tanda-tanda
klasik syok, pucat, cemas, nadi cepat dan lemah, pernafasan cepat dan tekanan
darah rendah.
6. Kosekuensi
Metabolik Dari Defisiensi Kortisol, Aldosteron Dan Androgen
Insufisiensi kortisol menyebabkan hilangnya
glukoneogenesis, berkurangnya glikogen hati dan peningkatan kepekaan jaringan perifer terhadap insulin
mengakibatkan ketidakmampuan tubuh untuk mempertahankan kadar glukosa dalam
darah sehingga terjadi hipoglikemia.
Akibat
lain dari insufisiensi kortisol adalah meningkatnya sekresi propio melanokortin
sehingga terjadilah hiperpigmentasi, disamping itu pasien juga tidak dapat
menghadapi stress pembedahan, trauma, infeksi dan sebagainya.
Defisiensi aldosteron dimanifestasikan dengan peningkatan
kehilangan natrium dan peningkatan reabsorbsi kalium oleh ginjal. Kekurangan
natrium dapat dikaitkan dengan kekurangan air dan volume plasma yang
bersirkulasi akan mengakibatkan hipotensi postural.
0 komentar:
Post a Comment